Rabu

Pentingnya Ukuran Pas


Penggunaan helm berlabel SNI, DOT, SNELL maupun standarisasi lain belum tentu aman melindungi kepala. Itu dikarenakan apabila ukuran helm yang digunakan tidak sesuai ukuran kepala. Entah kebesaran ataupun kekecilan.

Ya, fenomena ini sering dan banyak dihiraukan para pengguna sepeda motor. Dan paling banyak disebabkan dari saling pinjam helm punya teman. Karena di mata penggunanya, helm banyak berfungsi sebagai penangkal surat tilang milik aparat kepolisian. Maksudnya terhindar dari jeratan hukum di jalan. Bukan atas nama keselamatan.


Sumarsinah dari Kementrian Kesehatan angkat bicara tentang ukuran helm ini. “Ada dua jenis pendarahan saat terjadi kecelakaan. Pertama pendarahan yang keluar saat terjadi kecelakaan. Kedua pendarahan di dalam kepala,” jelas Kasubdit Pengendalian Gangguan Akibat Kecelakaan, Kemenkes.4958hal18_ridewcare2.jpg

Untuk pendarahan yang terjadi didalam kepala akibat benturan, harus cepat dilakukan scanning. Untuk mencegah pendarahan yang menjalar ke bagian lain. “Pendarahan ini juga diakibatkan tidak sesuainya ukuran helm,” tambah dr. Budi Raharjo, dari Kementerian Kesehatan.


Menurut Johannes Cokrodiharjo dari Asosiasi Industri Helm Indonesia (AIHI), sangat berbahaya jika memakai helm longgar. Karena banyak meninggalkan ruang kosong di helm. “Parahnya helm bisa terlepas dari kepala pengendara, bahkan saat tali pengikat itu terpasang,” wanti pria ramah ini.

Ukuran sempit juga bisa membahyakan pengendara, walaupun saat terjadi kecelakaan helm tidak akan terlepas. “Tapi helm sempit ini dapat menyebabkan tersumbatnya aliran darah di sekitar kepala dan tulang tengkorak. Dampaknya akan mengalami pusing dan pegal-pegal bagi pemakainya,” kata Sumarsinah.

Idealnya ukuran helm yang dipakai dapat memberikan kenyamanan bagi pemakainya. Berdasarkan uji laboratorium yang dilakukan AIHI, saat terjadi benturan keras posisi kepala dalam helm tidak boleh bergeser. “Jika geser lebih dari 20 derajat berarti gagal. Bergesernya posisi ini disebabkan ukuran helm longgar,” lanjut pria yang menjabat sebagai Sekjen AIHI.

Johanes memberikan gambaran kalau terjadi tabrak dari belakang. “Saat tertabrak dari belakang posisi badan terlempar ke depan, sementara bagian leher ke atas terdorong ke belakang. Jika helm tersebut pas, maka helm tersebut akan menjaga kepala pemakainya tetap berada di dalam helm,” tambah Johanes.

Hal penting lain dalam memilih ukuran yang pas harus dirasakan di semua sisi kepala. Usahakan jangan sampai ada satu sisi bagian kepala merasakan tidak nyaman. Untuk mengetahui ukuran helm yang pas saat dipakai, ada beberapa hal yang harus dilakukan.Pertama, pipi kanan dan kiri harus merasa tertekan oleh busa yang menempel di pipi. Tapi masih dalam batas normal dan tetap dalam koridor kenyamanan. Kedua, untuk merasakan bagian atas kepala, dapat dilakukan dengan memandang ke arah depan dan tahan kurang lebih sekitar satu menit. Jika kepala bagian atas merasa tertekan, berarti bobot helm tersebut terlalu berat. Sama halnya dengan pelipis atas, jika pandangan kedepan dirasa berat itu berarti bagian
ini masih terlalu sempit.

0 komentar:

Posting Komentar